Sangat riskan jika kita mengelabui ornamen yang disebut orang sebagai kultural trendsetter, mau tidak mau kita terjerembab dalam deru rutinitas mainstream sebuah musik pop. Elegan sudah tidak layak lagi disandang di era sekarang , mobilitas memacu produktifitas sebuah karya untuk mendapatkan laba segede gajah. Influence yang dulu disematkan dengan bangga oleh sebuah band sekarang menjadi terlihat tolol, tercampakkan oleh strata industri.
Ironis memang, di saat kota ini membutuhkan generasi anti loyo malah terjadi sebaliknya. Rock seakan diboikot oleh keadaan yang krusial yaitu sandang pangan. Hegemoni massa pasca Rock menjadikan jurang yang siap meleburkan kita di dasar peradaban, mungkinkah ini terjadi?
oi oi...
BalasHapuslet's brutaliti best hyperblasting metal